Saturday, 1 March 2014

Naskah Drama Anak SD



SEBUAH AMANAT
Oleh : Hasrul Hendrawan

DISUATU MAGRIB, TERDENGARLAH LAGU-LAGU ISLAMI YANG MENGGAMBARKAN KEGIATAN KEAGAMAAN SEDANG BERLANGSUNG. DI MESJID, USTADZ MENCERITAKAN CERITA-CERITA ISLAMI KEPADA SANTRI-SANTRINYA.
Ustadz  : Alhamdulillah….nah karena anak-anakku semua sudah mengaji, saya ingin mendengar peristiwa apa yang kalian dapatkan hari ini. Siapa yang mau bercerita..?
(Husni, Yunus, dan saleh serentak mengangkat tangannya)
Saleh     : saya ustadz…
Ustadz  : silahkan saleh…!
Saleh     : tadi sore kami semua sedang bermain dilapangan, lalu… (melirik sinis ke kedua temannya)
Ustadz  : lalu bagaimana saleh ?
Saleh                     : begini ceritanya ustadz….
(Pause)
(panggung dibagi dua, dipisahkan oleh garis maya)
TAMPAK ANAK-ANAK KAMPUNG SEDANG BERKUMPUL SESAKALI TERTAWA DENGAN SANGAT LEPAS. MEREKA SEDANG ASYIK MEMAINKAN PERMAINAN RAKYAT MEREKA, MEREKA SANGAT GEMBIRA, MERAKA TERUS BERMAIN HINGGA MEGA MERAH TELAH MENAMPAKKAN DIRINYA.
Yunus : ayo teman-teman kita balik kerumah kita, magrib telah tiba.
Saleh : tunggu dulu….! Bisa menemani saya membeli obat dikampung sebelah ? Kakek saya sedang sakit.
Husni : tidak…! Itukan tugasmu.. makanya kalau ada tugas jangan ikut main sama kami.
Saleh : saya hanya meminta tolong, kita kan teman….
Husni : ustttt…! Saleh…saleh, maaf kami harus pulang.
Saleh : ayolah….! Sebentar saja. Saya betul-betul meminta tolong.
Yunus : maaf… kami tidak ingin dimarahi oleh orang tua kami karena terlambat pulang.
Husni : iya… kalau terlambat pulang, pasti juga terlambat ke mesjid, kami juga tidak ingin dimarahi  sama ustadz karena terlambat.
Saleh : orang tua kalian tidak akan marah kalau mereka tau sebabnya, masalah ustadz nanti saya yang menceritakan ke adaannya.
Yunus : tidak bisa…. Kami capek, gerah seharian bermain.
Husni :iya, ayo kita pulang semua.

(kembali kesetting awal)
Saleh     : begitu ceritanya ustadz….
Ustadz  : benar begitu …?? (menatap Yunus dan husni)
Husni     : tidak ustadz, ceritanya tidak seperti itu..
Yunus    : iya ustadz….
Ustadz  : terus bagaimana ?
Yunus & husni : begini ceritanya….

TAMPAK ANAK-ANAK KAMPUNG SEDANG BERKUMPUL SESAKALI TERTAWA DENGAN SANGAT LEPAS. MEREKA SEDANG ASYIK MEMAINKAN PERMAINAN RAKYAT MEREKA, MEREKA SANGAT GEMBIRA, MERAKA TERUS BERMAIN HINGGA MEGA MERAH TELAH MENAMPAKKAN DIRINYA.

Yunus : ayo teman-teman kita balik kerumah kita, magrib telah tiba.
Saleh : tunggu dulu….! Kan permainannya belum selesai.
Husni : iya betul kita harus pulang,… sebentar lagi azan magrib.
Saleh : memangnya kenapa….? Kan lagi seru-serunya… iya kan …iya kan? (berbalik keteman yang lainnya, namun tidak ada yang merespon).
Husni : ustttt…! Saleh…saleh, kan besok masih bisa lanjut….
Saleh : ayolah….! Sebentar lagi, kita selesaikan dulu permainannya baru kita pulang.. besok lain lagi.
Yunus : shalat itu wajib dan tidak boleh ditunda-tunda.
Husni : iya… permainan itu hanya hiburan dunia… sementara shalat itu bekal kita diakhirat. Mau masuk neraka ?
Saleh     : tidaklah….
Saleh     : nah setelah itu, kita lanjut mengaji dimesjid kita. Ayo teman-teman…!
(kembali kesetting awal)
Husni     : begitulah cerita yang sebenarnya ustadz.
Ustadz  : kenapa bisa berbeda, pasti ada yang berbohong.  Saya tidak suka itu…
Saleh     : cerita saya yang benar.
Yunus    : cerita kami yang  benar ustadz.
Ustadz  : sudahlah, tidak ada gunanya berbohong. Itu akan merugikan diri kalian sendiri.
(semua santri tertunduk)
Ustadz  :  Allah swt berfirman “sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta” An-Nahln- 105.
(mereka terus tertunduk dan menutup mukanya)
Ustadz  : dusta itu berarti ….?
(serentak mengangkat mukanya)
Semua  : dosa ?
Ustadz  : dosa itu tempatnya di ?
Semua  : neraka
Ustadz  : kalian mau masuk neraka karena berbohong…?
(hening)
(tiba-tiba saleh mengangkat tangannya)
Saleh     : saya yang berbohong ustadz….
Ustadz  : (setelah diam sejenak) sudahlah, kamu sudah mengakui kesalahanmu, jangan diulangi lagi.
Saleh     : iya ustadz, saya berjanji.
Ustadz  : berjanjilah pada dirimu sendiri…!! minta maaflah ke kedua temanmu ini.
Saleh     : maafkan saya teman-teman.
Yunus & husni   : iya, tidak apa-apa.
Ustadz  : nah, sebelum kembali kerumah, saya akan menceritakan sebuah kisah.
Saleh     : cerita tentang apa ustadz ? (Bersemangat)
Ustadz  : baiklah, dengarkan baik-baik…!
Saleh     : cepat ustadz…! Saya sudah tidak sabar ingin mendengarnya.
Ustadz  : begini ceritanya,… disebuah kampung tinggallah seorang anak yatim yang bernama…
Saleh     : Yunus…. hihihihi
Husni     : saleh…! Jangan dipotong…!
Ustadz  : bukan yunus tapi yusuf…ayahnya baru meninggal,  dia tinggal sama ibunya… mereka sangat miskin… pada suatu hari…
(pause)
(Disebuah jalan desa)
Ilyas       : assalamu alaikum yusuf, dari mana…?
Yusuf     : wa’alaikum salam, baru saja mengeluarkan sapi dari kandangnya
Dawud  : kamu betul-betul rajin yusuf,pagi-pagi sudah bekerja.
Yusuf     : saya harus membiasakan diri, ayah sudah tidak ada.
Ilyas       : sabar, semua kehendak yang maha kuasa.
Harun    : ibumu pasti sangat bangga.
Yusuf     : amin, mudah-mudahan.
Dawud  : eh, yusuf ini ada uang 30 ribu untuk kamu. Pakailah…!
Yusuf     : tapi kenapa ?
Harun    : itu gaji ayahmu ketika kerja bersama kami.
Ilyas       : dia belum sempat mengambilnya saat tuhan memanggilnya.
Yusuf     : ow iya, Alhamdulillah….terima kasih.
Dawud  : kalau begitu kami berangkat dulu.
Harun    : sampaikan salam kami kepada ibumu.
Semua  : assalamu alaikum…..
Yusuf     : wa’alaikum salam….
(merekapun berlalu meninggalkan yusuf)
Yusuf     : saya harus segera pulang untuk menceritakan ini kepada ibu.
(pada saat perjalanan  pulang, bertemulah dengan seorang musafir)
Musafir                                : anakku yang dermawan, maukah kau memberikan sedikit rejekimu untuk Allah ? saya musafir  yang kehabisan bekal.
(tanpa berkata apa-apa, yusuf  langsung memberikan uangnya sepuluh ribu rupiah).
(yusuf kembali melanjutkan perjalanan, setibanya di rumah, dia menceritakan kejadian yang baru saja dia alami ke ibunya).
Yusuf                     : assalamu alaikum, saya baru saja menerima uang 30 ribu rupiah dari teman kerja ayah dulu.
Ibu                         : kenapa bisa yusuf ?
Yusuf                     : kata mereka, ini gaji ayah yang belum sempat diterimanya.
Ibu                         : Alhamdulillah….
Yusuf                     : tapi ibu, saya sudah memberikan 10 ribu kepada seorang musafir, katanya dia kehabisan bekal.
Ibu                         : (tersenyum) tidak apa-apa anakku, kamu telah benar melakukan itu. Pergilah membeli makanan, karena kita tidak punya lagi.
(kembali kesetting awal)
Amal                      : kenapa berhenti ustadz…?
Semua                  : iya, lanjutkan.
Ustad                    : sabar… sabar… yusuf segera membeli 2 bungkus makanan dan membawanya pulang. Pada saat akan makan….
(kembali ke cerita yusuf)
(seorang anak yatim mengetuk pintu)
Anak yatim         : ibu, saya lapar, bagilah saya sesuatu….
Ibu                         : yusuf, berilah dia satu bungkus nasi itu.
Yusuf                     : ibu nasinya tinggal satu.
Ibu                         : Alhamdulillah, kita masih bisa makan berdua.
(yusuf membuka segera membuka satu bungkus nasi yang tersisa , tapi tiba-tiba, seseorang datang mengaku sebagai tawanan perang)
Si tawanan          : tolong saya, saya sudah 3 hari tidak makan.
Yusuf                     : ambillah ini.
Ibu                         : Alhamdulillah kita masih bisa bersedekah…. Ternyata masih banyak orang yang lebih susah dari kita.
Yusuf                     : iya ibu… saya akan selalu bersyukur.
Ibu                         : saya bangga kepadamu nak.
(kembali kesetting awal)
Saleh                     : jadi mereka makan apa ustadz ?
Ustadz                  : tidak pada saat itu…
Amal                      : begitu kasian mereka.
Husni                     : Allah telah mengatur rejeki masing-masing umatnya. Iya kan ustadz…?
Ustadz                  : iya..iya… jadi apa yang kalian bisa petik malam ini.
Saleh                     : tidak boleh berbohong.
Amal                      : bersedekah kepada sesama.
Husni                     : dan selalu mensyukuri apa yang ada.
Ustdaz                  : bagus, terapkanlah dikehidupan kalian. Sebab taqwa tidak hanya diucapkan lewat mulut tapi juga diniatkan dan dilaksanakan dengan tindakan.
Semua                  : iya ustadz
Ustadz                  : sekian untuk malam ini, langsung kembali kerumah. Assalamu alaikum
Semua                  : wa’alaikum salam.

SEKIAN

No comments:

Post a Comment