SEBUAH AMANAT
Oleh : Hasrul
Hendrawan
DISUATU MAGRIB, TERDENGARLAH
LAGU-LAGU ISLAMI YANG MENGGAMBARKAN KEGIATAN KEAGAMAAN SEDANG BERLANGSUNG. DI
MESJID, USTADZ MENCERITAKAN CERITA-CERITA ISLAMI KEPADA SANTRI-SANTRINYA.
Ustadz : Alhamdulillah….nah karena anak-anakku semua
sudah mengaji, saya ingin mendengar peristiwa apa yang kalian dapatkan hari
ini. Siapa yang mau bercerita..?
(Husni, Yunus, dan saleh serentak mengangkat
tangannya)
Saleh : saya ustadz…
Ustadz : silahkan saleh…!
Saleh : tadi sore kami semua sedang bermain
dilapangan, lalu… (melirik sinis ke kedua
temannya)
Ustadz : lalu bagaimana saleh ?
Saleh : begini ceritanya ustadz….
(Pause)
(panggung dibagi dua,
dipisahkan oleh garis maya)
TAMPAK ANAK-ANAK KAMPUNG SEDANG BERKUMPUL SESAKALI TERTAWA
DENGAN SANGAT LEPAS. MEREKA SEDANG ASYIK MEMAINKAN PERMAINAN RAKYAT MEREKA,
MEREKA SANGAT GEMBIRA, MERAKA TERUS BERMAIN HINGGA MEGA MERAH TELAH MENAMPAKKAN
DIRINYA.
Yunus : ayo teman-teman kita balik kerumah kita, magrib
telah tiba.
Saleh : tunggu dulu….! Bisa menemani saya membeli obat
dikampung sebelah ? Kakek saya sedang sakit.
Husni : tidak…! Itukan tugasmu.. makanya kalau ada tugas
jangan ikut main sama kami.
Saleh : saya
hanya meminta tolong, kita kan teman….
Husni :
ustttt…! Saleh…saleh, maaf kami harus pulang.
Saleh :
ayolah….! Sebentar saja. Saya betul-betul meminta tolong.
Yunus : maaf…
kami tidak ingin dimarahi oleh orang tua kami karena terlambat pulang.
Husni : iya… kalau
terlambat pulang, pasti juga terlambat ke mesjid, kami juga tidak ingin dimarahi sama ustadz karena terlambat.
Saleh : orang
tua kalian tidak akan marah kalau mereka tau sebabnya, masalah ustadz nanti
saya yang menceritakan ke adaannya.
Yunus : tidak
bisa…. Kami capek, gerah seharian bermain.
Husni :iya, ayo kita pulang semua.
(kembali kesetting awal)
Saleh :
begitu ceritanya ustadz….
Ustadz : benar begitu
…?? (menatap Yunus dan husni)
Husni : tidak
ustadz, ceritanya tidak seperti itu..
Yunus : iya ustadz….
Ustadz : terus
bagaimana ?
Yunus & husni : begini ceritanya….
TAMPAK ANAK-ANAK KAMPUNG SEDANG BERKUMPUL SESAKALI TERTAWA
DENGAN SANGAT LEPAS. MEREKA SEDANG ASYIK MEMAINKAN PERMAINAN RAKYAT MEREKA,
MEREKA SANGAT GEMBIRA, MERAKA TERUS BERMAIN HINGGA MEGA MERAH TELAH MENAMPAKKAN
DIRINYA.
Yunus : ayo teman-teman kita balik kerumah kita, magrib
telah tiba.
Saleh : tunggu dulu….! Kan permainannya belum selesai.
Husni : iya betul kita harus pulang,… sebentar lagi azan
magrib.
Saleh :
memangnya kenapa….? Kan lagi seru-serunya… iya kan …iya kan? (berbalik keteman
yang lainnya, namun tidak ada yang merespon).
Husni :
ustttt…! Saleh…saleh, kan besok masih bisa lanjut….
Saleh :
ayolah….! Sebentar lagi, kita selesaikan dulu permainannya baru kita pulang..
besok lain lagi.
Yunus :
shalat itu wajib dan tidak boleh ditunda-tunda.
Husni : iya…
permainan itu hanya hiburan dunia… sementara shalat itu bekal kita diakhirat.
Mau masuk neraka ?
Saleh : tidaklah….
Saleh : nah setelah itu, kita lanjut mengaji
dimesjid kita. Ayo teman-teman…!
(kembali kesetting awal)
Husni : begitulah cerita yang sebenarnya ustadz.
Ustadz : kenapa bisa berbeda, pasti ada yang
berbohong. Saya tidak suka itu…
Saleh : cerita saya yang benar.
Yunus : cerita kami yang benar ustadz.
Ustadz : sudahlah, tidak ada gunanya berbohong. Itu
akan merugikan diri kalian sendiri.
(semua santri tertunduk)
Ustadz : Allah
swt berfirman “sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah
orang-orang pendusta” An-Nahln- 105.
(mereka terus tertunduk dan menutup mukanya)
Ustadz : dusta itu berarti ….?
(serentak mengangkat mukanya)
Semua : dosa ?
Ustadz : dosa itu tempatnya di ?
Semua : neraka
Ustadz : kalian mau masuk neraka karena berbohong…?
(hening)
(tiba-tiba saleh mengangkat tangannya)
Saleh : saya
yang berbohong ustadz….
Ustadz : (setelah
diam sejenak) sudahlah, kamu sudah mengakui kesalahanmu, jangan diulangi
lagi.
Saleh : iya ustadz, saya berjanji.
Ustadz : berjanjilah pada dirimu sendiri…!! minta
maaflah ke kedua temanmu ini.
Saleh : maafkan saya teman-teman.
Yunus &
husni : iya, tidak apa-apa.
Ustadz : nah, sebelum kembali kerumah, saya akan
menceritakan sebuah kisah.
Saleh : cerita tentang apa ustadz ? (Bersemangat)
Ustadz : baiklah, dengarkan baik-baik…!
Saleh :
cepat ustadz…! Saya sudah tidak sabar ingin mendengarnya.
Ustadz : begini ceritanya,… disebuah kampung
tinggallah seorang anak yatim yang bernama…
Saleh : Yunus…. hihihihi
Husni : saleh…! Jangan dipotong…!
Ustadz : bukan yunus tapi yusuf…ayahnya baru
meninggal, dia tinggal sama ibunya…
mereka sangat miskin… pada suatu hari…
(pause)
(Disebuah jalan desa)
Ilyas : assalamu alaikum yusuf, dari mana…?
Yusuf : wa’alaikum salam, baru saja mengeluarkan
sapi dari kandangnya
Dawud : kamu betul-betul rajin yusuf,pagi-pagi sudah
bekerja.
Yusuf : saya harus membiasakan diri, ayah sudah
tidak ada.
Ilyas : sabar, semua kehendak yang maha kuasa.
Harun : ibumu pasti sangat bangga.
Yusuf : amin, mudah-mudahan.
Dawud : eh, yusuf ini ada uang 30 ribu untuk kamu.
Pakailah…!
Yusuf : tapi kenapa ?
Harun : itu gaji ayahmu ketika kerja bersama kami.
Ilyas : dia belum sempat mengambilnya saat
tuhan memanggilnya.
Yusuf : ow iya, Alhamdulillah….terima kasih.
Dawud : kalau begitu kami berangkat dulu.
Harun : sampaikan salam kami kepada ibumu.
Semua : assalamu alaikum…..
Yusuf : wa’alaikum salam….
(merekapun berlalu meninggalkan yusuf)
Yusuf : saya harus segera pulang untuk
menceritakan ini kepada ibu.
(pada saat perjalanan pulang, bertemulah dengan seorang musafir)
Musafir : anakku yang dermawan,
maukah kau memberikan sedikit rejekimu untuk Allah ? saya musafir yang kehabisan bekal.
(tanpa berkata apa-apa, yusuf langsung memberikan uangnya sepuluh ribu
rupiah).
(yusuf kembali melanjutkan perjalanan,
setibanya di rumah, dia menceritakan kejadian yang baru saja dia alami ke
ibunya).
Yusuf : assalamu alaikum, saya
baru saja menerima uang 30 ribu rupiah dari teman kerja ayah dulu.
Ibu :
kenapa bisa yusuf ?
Yusuf : kata mereka, ini gaji
ayah yang belum sempat diterimanya.
Ibu : Alhamdulillah….
Yusuf : tapi ibu, saya sudah
memberikan 10 ribu kepada seorang musafir, katanya dia kehabisan bekal.
Ibu : (tersenyum) tidak apa-apa anakku, kamu telah benar melakukan itu.
Pergilah membeli makanan, karena kita tidak punya lagi.
(kembali kesetting awal)
Amal : kenapa berhenti ustadz…?
Semua : iya, lanjutkan.
Ustad : sabar… sabar… yusuf segera
membeli 2 bungkus makanan dan membawanya pulang. Pada saat akan makan….
(kembali ke cerita yusuf)
(seorang anak yatim mengetuk pintu)
Anak yatim : ibu, saya lapar, bagilah saya
sesuatu….
Ibu : yusuf, berilah dia
satu bungkus nasi itu.
Yusuf : ibu nasinya tinggal satu.
Ibu : Alhamdulillah, kita
masih bisa makan berdua.
(yusuf membuka segera membuka satu bungkus
nasi yang tersisa , tapi tiba-tiba, seseorang datang mengaku sebagai tawanan
perang)
Si tawanan : tolong saya, saya sudah 3 hari tidak
makan.
Yusuf : ambillah ini.
Ibu : Alhamdulillah kita
masih bisa bersedekah…. Ternyata masih banyak orang yang lebih susah dari kita.
Yusuf : iya ibu… saya akan selalu
bersyukur.
Ibu : saya bangga kepadamu
nak.
(kembali kesetting awal)
Saleh : jadi mereka makan apa
ustadz ?
Ustadz : tidak pada saat itu…
Amal : begitu kasian mereka.
Husni : Allah telah mengatur
rejeki masing-masing umatnya. Iya kan ustadz…?
Ustadz : iya..iya… jadi apa yang
kalian bisa petik malam ini.
Saleh : tidak boleh berbohong.
Amal : bersedekah kepada sesama.
Husni : dan selalu mensyukuri apa
yang ada.
Ustdaz : bagus, terapkanlah
dikehidupan kalian. Sebab taqwa tidak hanya diucapkan lewat mulut tapi juga
diniatkan dan dilaksanakan dengan tindakan.
Semua : iya ustadz
Ustadz : sekian untuk malam ini,
langsung kembali kerumah. Assalamu alaikum
Semua : wa’alaikum salam.
SEKIAN
No comments:
Post a Comment