Saturday, 1 March 2014

Pentas Drama Anak SD (Putri Ta'dampalik)



Cerita Putri Taddampali
Oleh :Eva Delilah
Sore itu, terlihat segerombolan anak-anak sedang bermain bersama teman-temannya, setelah lelah mereka beristirahat sambil mengobrol.
Anak 1                        : Besok, kita main apa lagi yah?
Anak 2                        : Mengapa harus besok? Kalau capek kita hilang, kita bisa main permainan yang                           lain lagi.
Anak 3                        : Sudah dulu mainnya, aku mau tagih janji (meliril anak 1)
Anak 1                        : Iyya, ada yang mau dengar cerita tentang putri cantik?
Anak 4                        : (mulai antusias) Iyya, cerita apa? Cepat ceritakan.
Anak 1                        : Cerita ini dari kampungku di tanah Wajo, begini ceritanya..
Beberapa anak muncul menari dan menggambarkan keadaan kerajaan Luwu..
Raja                 : Inilah kerajaan Luwu yang jaya, aku memiliki Putri yang sangat cantik.
Muncullah Putri yang sangat cantik bersama tiga orang dayang-dayangnya. Tapi, tiba-tiba seorang nenek muncul dan mengutuki sang putri.
Nenek              : Dia akan menghancurkan kerajaan ini, dia akan  membawa aib yang akan                           mempermalukan paduka raja.
Raja                 : (murka) Apa maksudmu nenek tua? Ini adalah putrid kesayanganku.
Nenek              : Terserah paduka, esok ketika matahari mulai menamppakkan sinarnya,                           saksikanlah apa yang akan terjadi..(nenek itu pun pergi)

(Kembali ke adegan si Anak)
Anak 3                        : Bagaimana cerita selanjutnya kenapa kamu berhenti?
Anak 1                        : Bagi permen dulu..(tersenyum pada anak 3)
Anak 3                        : Dasar kamu, ini permennya.
Anak 4                        : Ayo cepat lanjutkan ceritanya
Anak 2                        : Iyya, kami penasaran nih.
Anak 1                        : Begini cerita selanjutnya, ketika seluruh penghuni kerajaan mulai terbangun dari                           tidurnya. Kata-kata nenek tua itu benar.

Putri muncul dengan wajah sedih, kulitnya rusak dan wajahnya tidak canti lagi. Para dayangnya pun terlihat murung. Raja dan Permaisuri turut bersedih.
Raja                 : Apa boleh buat anakku, Putri taddampali..untuk mejauhkan kerajaan dari aib,                           aku memutuskan untuk memindahkanmu ke negeri sebelah, negeri sebelah                           belum berpenghuni, berlayarlah ke sana bersama beberapa pengawal dan dayang                           kesayanganmu.
Putri                : Tapi ayah, aku sangat mencintai ayah dan ibu. Siapa yang akan menemaniku di                           negeri sebelah?
Raja                 : Maka dari itu anakku, aku menyertakan para dayang dan pengawal untuk                          menemanimu dan mengurusi segala keperluanmu di sana. Ini keputusan terbaik                          dari ayah.
Dan berangkatlah Putri bersama para dayang dan pengawalnya, denga penuh kesedihan raja dan permaisuri melepas kepergian puteri kesayangannya.
(Kembali ke adegan si Anak)
Anak 1                        : Setelah beberapa hari berlayar, sampailah mereka ke negeri seberang yang                           belum berpenghuni itu.
Anak 2                        : Ini, aku punya permen. Sekarang lanjutkan ceritanya (menyerahkan permen pada                           anak 1)
Anak 1                        : Mereka mulai membangun perkampungan dan memulai kehidupan di sana.

Beberapa dayang menampi beras dan para pengawal membawa beberapa keranjang berisi sayur. Putri datang mengahmpiri pengawal yang baru saja datang.
Putri                : Dari mana kalian dapatkan sayur-sayuran ini?
Pengawal 1      : Di ujung desa sana Putri, kami menemukan banyak tanaman di sana, kami juga                           menemukan banyak pohon wajo di sana Putri.
Putri                : Benarkah? Bagaimana kalau kita namakan kampung kita ini Wajo, yah..Tanah                           Wajo karena tempat ini dipenuhi dengan pohon Wajo?
Pengawal 2      : Sangat setuju Putri karena tempat ini memang belum memiliki nama, bagaimana                           yang lain? Setuju?
Semua             : Setujuuu..
Putri                : Kalau begitu, bereskan semua ini dan kita istirahat..hari sudah mulai malam.
Mereka pun membereskan persediaan makanan, dan beristirahat. (lampu padam). Dan keesokan harinya, para dayang dan pengawal menjemur padi, setelah itu mereka berpencar mencari persedian makan dengan membawa keranjang dan bakul. Putri masih tertidur, tiba-tiba seekor kerbau bule datang dan menyentuh Puteri lalu terbangun. Ketika terbangun puteri telah sembuh dari penyakit kulitnya, kulit tubuhnya bersih kembali.
(Adegan Si Anak)
Anak 4                        : Lalu? Apa yang terjadi?
Anak 2                        : Apa ceritanya sudah habis?
Anak 1                        : Belum, ketika puteri sembuh. Seorang pangeran datang ke tanah Wajo, dan                           pangeran tersebut  jatuh cinta pada puteri, mereka pun menikah. Dan menempati                           tanah Wajo.
Anak 3                        : Ooo, begitu..Jadi kampungmu namanya Wajo, karena waktu itu banyak d                           temukan pohon wajo di sana?
Anak 1                        : Iyya, dan kami juga tidak dibolehkan memakan daging kerbau bule, karena                           kerbau bule telah menyelamatkan leluhur kami puteri taddampali’.
Anak 3                        : Cerita yang bagus, tapi aku mau berkhayal dulu mereka puterinya menikah.
Puteri muncul bersama pangeran dan beberapa penari, menari menghibur para dayang dan pengawal.
Anak 1                        : Hei, sudah mengkhayalnya?
Anak 3                        : (kaget) iyya, ayo kita pulang. Ceritamu sudah habis kan?
Anak 1                        : Iyya, karena permen kalian juga sudah habis.
Anak 4                        : Dasar, pantas kamu ompong..
Semua             : Hahahaha
Adzan berkumandang…
Anak 2                        : Sudah, ayo kita pulang dan shalat magrib.
Semua             : Ayo…
Mereka pun pulang..

No comments:

Post a Comment