Pentas Drama Anak SMP

BERLIAN

Oleh : Hasrul Hendrawan

(beberapa ide cerita dan dialog di ambil dari naskah bulan dan kerupuk karya yusef muldiyana)

(naskah ini disesuaikan dengan kebutuhan pentas kelas drama anak SMP )

BABAK I

ADEGAN 1

BEBERAPA ORANG MELAKUKAN STATIS DIATAS PANGGUNG MEMBENTUK PATUNG. DARI PATUNG ITU TERDENGAR ADA YANG MENANGIS ADA PULA YANG MEMOHON AMPUN.

SEORANG TIBA-TIBA SAJA MUNCUL ENTAH DARI MANA DATANGNYA. ORANG ITU TAMPAK HERAN DAN BERTANYA-TANYA KENAPA DIA ADA DI TEMPAT ITU?

BERLIAN                               : PARA PENONTON SEKALIAN, TOLONG BERITAHU SAYA, SIAPA SEBENARNYA SAYA INI? SUNGGUH PENONTON, SAYA BETUL-BETUL TIDAK TAHU SAYA INI SIAPA? SAYA BELUM PUNYA NAMA DAN BELUM TAU APA PERAN SAYA. PENGARANG SANDIWARA INI ADA-ADA SAJA. IA TIBA-TIBA MENAMPILKAN SAYA DI STAGE INI BERBICARA PADA HADIRIN, PADAHAL BELUM WAKTUNYA DIRI SAYA DITAMPILKAN. NAH APA INI SEMUA ? KENAPA BEGITU BANYAK PATUNG DISINI… OOOO, SAYA MENGERTI SEKARANG, INI PASTI PATUNG MALING KUNDANG DAN BUKAN MALING KANDANG KARENA DIA TIDAK BERBENTUK BATU TAWAS, NAH KALAU YANG INI PASTI DARI LAGENDA BATU MENANGIS, DIA SELALU BASAH DENGAN AIR MATA,..OH PASTI HIDUPNYA DIPENUHI DENGAN KESEDIHAN. KALAU YANG INI SAYA TIDAK MENGENALINYA, SAYA BELUM PERNAH MELIHAT SPESIES PATUNG SEPERTI INI. EMMM, TAPI SETELAH MELIHAT, MERABA DAN MENERAWANG SERTA MENELITI KADAR FOSFOR, MAGNESIUM, ALUMINIUM, MILINIUM DAN IUM-IUM LAINNYA MAKA SAYA BISA YAKIN KALAU PATUNG INI DARI ZAMAN PRA SEJARAH. INI PASTI TEMAN-TEMAN DARI HOMO SAPIENS. (PARA PATUNG-PATUNG ITU TIBA-TIBA MENGELUARKAN SUARA, ADA YANG BERTERIAK MEMOHN AMPUN, ADA YANG MENANGIS, ADA PULA YANG BERSUARA SEPERTI HEWAN). PARA PENONTON MEREKA MULAI MENAMPAKKAN DIRINYA. BERARTI SEBENTAR LAGI CERITA INI AKAN DIMULAI. SAYA HARUS SEGARA MENGETAHUI PERAN SAYA,… MARI PENONTON… SAYA AKAN BERKARAKTER DULU……

PATUNG-PATUNG TADI MULAI BERSUARA DAN MENCERITAKAN KEGELISAHANNYA.

PATUNG 1           : MALAM INI SEPERTI HALNYA MALAM-MALAM KEMARIN DAN MALAM-MALAM ESOK SEJUTA KENANGAN, BAIK DAN BURUK SALING MENGISI KEHIDUPAN.

SEMUA                 : HIDUP! MATI! MATI! HIDUP!

PATUNG 2           : SAAT INI SEPERTI HALNYA SAAT-SAAT YANG LALU DAN SAAT-SAAT NANTI, HITAM PUTIH KEHIDUPAN ADALAH PELANGI YANG SELALU MUNCUL SETELAH HUJAN REDA.

SEMUA                 : HIDUP! MATI! MATI! HIDUP!

PATUNG 3           : SIANG NANTI SEPERTI HALNYA SIANG LALU DAN SIANG-SIANG LAINNYA. KEJAHATAN TIDAK LAGI BERNAMA JAHAT DAN KEBAIKAN TIDAK LAGI BERNAMA BAIK.

SEMUA                 : HIDUP! MATI! MATI! HIDUP!

TIGA PATUNG   : TIAP NAMA BERNAMA MANUSIA.

SEMUA                 : MISKIN, KAYA. SENGSARA, BAHAGIA. MISKIN, KAYA. SENGSARA, BAHAGIA. MISKIN, KAYA. SENGSARA, BAHAGIA. MISKIN, KAYA. KAYA. KAYA..YA..YA..YA..YA..YA..YA. YA!! YA!!! YA!!! YA!!!

ADEGAN 2

SEORANG IBU SEDANG MENCUCI SETUMPUK PAKAIAN DENGAN SEMANGAT TERLALU. LALU IA MEMANGGIL-MANGGIL ANAKNYA, JUGA DENGAN TERIAKAN YANG TERLALU.

IBU                         : BER….BER… BERLIANNNNNNNNN……

BERLIAN               : ADA APA IBUUUUUUU ?

IBU                         : KURANG SOPAN! MANGGIL NAMA IBU TIDAK LENGKAP. BAPAKMU DULU JUGA TIDAK PERNAH MENYEBUTKU DENGAN IBU SAJA. DENGAR BERLIAN, NAMA IBUMU PUANG JAMILA, BUKAN JAMIDONG,INGAT…! PUANG JA…MI…LA… MENGERTI? (TIDAK ADA SAHUTAN) BERLIAN?

BERLIAN               : IYAAAAAAA!

IBU                         : (TERIAK) NGARTI!?

BERLIAN               : APAAAAAAAAAA!?

IBU                         : DASAR TULI! DI KUPINGMU BANYAK TERASI! DENGAR BERLIAN, NAMA IBUMU PUANG JAMILA, PUANG JAMILA, PUANG JAMILA.

BERLIAN               : OOOOOOOOOOH.

IBU                         : BER….BER….BERLIANNNNNN!

BERLIAN               : YA, PUANG JAMILA. ADA APA PUANG JAMILA?

IBU                         : (TERIAK) KAMU DI MANAAAAA?

BERLIAN               : DI SINI!

IBU                         : DI SITU DI MANA?

BERLIAN               : DI BELAKANG POHON

IBU                         : APA? DI MANA ?

BERLIAN               : DASAR TULI! DI KUPING IBU BANYAK BEDAK! SAYA ADA DI BELAKANG POHON! BELAKANG POHON! BELAKANG POHON!

IBU                         : APA? KAMU BILANG AKU TULI? AWAS! KAMU MAU SAYA KUTUK SEPERTI MALING KUNDANG ATAU BATU TAWAS ?

BERLIAN               : JANGAN IBU….AMPUN…AMPUN.

IBU                         : SEDANG APA KAMU DIBELAKANG POHON ?

BERLIAN               : TADI SAYA SEDANG MELIHAT PEMANDANGAN DISINI TAPI TIBA-TIBA SAYA MELIHAT SETAN, MAKANYA SAYA SEMBUNYI.

IBU                         : APA KAMU BILANG IBU SETANG ? TIDAK ADA AMPUN BAGIMU… KU KUT…

BERLIAN               : JANGANNNNNN,,,,,AMPUN, PUANG JAMILA. SAYA HANYA BERCANDA. SAYAKAN SAYANG SAMA IBU PUANG JAMILA.

TIBA-TIBA IBU MERASA PUNGGUNGNYA KESAKITAN.

IBU                         : NAH…. BERLIAN BETUL SAYANG SAMA PUANG JAMILAMU INI ?

BERLIAN               : IYA DONG…. SAYANG BANGET…NGET..NGET,,NEGTTTTTTT.

IBU                         : KALAU BEGITU PIJIT  PUANG JAMILAMUSEKARANG.

BERLIAN               : MALAS, MASA SETIAP HARI DISURUH MIJIT.

IBU                         : KAN AYAHMU SUDAH TIDAK ADA, SIAPA YANG MAU MERAWAT IBU PUANG JAMILAMU INI KALAU BUKAN KAMU.

BERLIAN               : IYA SIH, TAPI TIDAK BEGITU JUGA KALI.

IBU                         : NAH BEGITU DONG. ITU NAMANYA ANAK YANG BERBAKTI KEPADA IBUNYA. NANTI SESUDAH MIJIT, TERUSKAN MENCUCI, YA?

BERLIAN               : MALAS AH KALAU DISURUH MENCUCI.

IBU                         : TUH KAN?

BERLIAN               : SI IBUNYA FIRA SAJA NGGAK PERNAH NYURUH-NYURUH SI FIRA NYUCI PAKAIAN, SURUH MIJIT.

IBU                         : TUH KAN?

BERLIAN               : IBUNYA SI SARI NGGAK PERNAH MENGELUH SAMA ANAKNYA, TUH KAN?

IBU                         : EH, BERLIAN. JANGAN KAMU SUKA MEMBANDING-BANDINGKAN IBUMU INI DENGAN IBU-IBU LAINNYA. SI FIRA ITU SIAPA? SI SARI ITU SIAPA? SI FIRA ITU SEKOLAHNYA APA? SI SARI ITU SEKOLAHYA DIMANA? NAH KAMU APA SEKOLAHMU ? LULUS SD SAJA SUSAH. MIKIR DONG, MIKIR! SI FIRA ITU SETELAH SEKOLAH AKAN KERJA KANTORAN. SI SARI JUGA SETELAH SEKOLAH AKAN MENJADI POLWAN. NAH KAMU, MAU JADI APA ?

BERLIAN               : MAU JADI ANAKNYA IBUPUANG JAMILA?

IBU                         : KALAU BEGITU CUCI PAKAIAN-PAKAIAN INI!

BERLIAN               : HAH!?

IBU               : HAH !? KAMU KIRA MENJADI SEORANG IBU ITU MUDAH. MENGANDUNG SELAMA SEMBILAN BULAN, MEMBESARKAN ANAK, APA LAGI TANPA SEORANG SUAMI YANG MENDAMPINGI. SAKITTTTTTTT TAUUUUUU…… SAKITTTTTT. (PAUSE)

BERLIAN               : (PADA PENONTON) HADIRIN SEKALIAN. BERLIAN BETUL-BETUL KAGET MENDENGAR CURHATAN HATI IBUNYA. DIA SANGAT TERHARU. LALU BERLIAN BERKATA PADA IBUNYA DENGAN NADA YANG SANGAT MENYAYAT. “IBUKU PUANG JAMILA, ANAKMU INI MASIH KECIL… BELUM TAU MAU BERBUAT APA UNTUK IBU TERSAYANG. JADI BIMBINGLAH ANAKMU INI. JANGAN LAGI SUKA NGOMEL… APALAGI SURUH….. MIJIT. EHM

IBU                         : ANAKKU BUKANNYA TIDAK TAU MAU BERBUAT APA. ANAKKU HANYA MALAS. KERJANYA HANYA BERMAIN DAN HIBURAN SEMATA. KAMU ITU PUNYA KEPALA BERLIAN! DI DALAM KEPALA KAMU ITU ISINYA OTAK, BUKAN ULAT JAMBU. MIKIRLAH DENGAN OTAK KAMU ITU BERLIAN. OTAK ITU HARUS DILATIH DAN DIPELIHARA AGAR TIDAK BULUKAN.

BERLIAN               : MIKIR APA YA?

IBU                         : MIKIR APA SAJA …! BUATLAH IBU PUANG JAMILAMU INI BANGGA KEPADAMU.

BERLIAN               : NAH BAGAIMANA ? (MENGANGKAT IBUNYA DAN MEMBUATNYA BERDIRI)

IBU                         : BERLIAN…INI BUKAN BANGGA TAPI INI NAMANYA BANGKIT…! SAYA BISA GILA DENGAN PERILAKUMU YANG SEPERTI INI.

TIBA-TIBA SESEORANG YANG BERPAKAIAN ANEH MUNCUL DARI LANGIT BAGAI HUJAN GERIMIS. MAKA KASIHLAH DIA NAMA GERIMIS.

GERIMIS                              : SAUDARA-SAUDARA, NAMA SAYA (…) SAYA BERPERAN SEBAGAI GERIMIS. GE-RI-MIS. MIS, MIS, MIS…MIS…MIS…MIS.

BERLIAN                               : GERIMIS IBU. SEBENTAR LAGI HUJAN. (GERIMIS LALU MENEMBAK-NEMBAKKAN PISTOLNYA KE UDARA). DENGAR SUARA PETIR IBU. PASTI AKAN TURUN HUJAN BESAR.

IBU                                         : CEPAT BERESKAN CUCIAN INI DAN TOLONG ANGKAT JEMURAN. HATI-HATI JANGAN SAMPAI KOTOR. SEMUANYA PAKAIAN ORANG LAIN.

KEDUANYA MENGNGKAT JEMURAN.

PASUKAN CHOIRS MASUK DAN MULAI BERNYAYI

CHOIRS                 : HUJAN-HUJAN TURUN

                                BASAH BUMI INI

                                TUMBUHAN TUMBUH

                                PUCUKPUN KUNCUP

                                BANYAK HIKMAHNYA

                                SYUKURLAH

                                KINI MATAHARI

                                MENERANGI KITA

                                PANASPUN HIKMAH

                                ALLAH PEMBERI SEGALA ANUGRAH

                                BERLIAN MASUKLAH….!

BERLIAN               : SAYA HARUS BAGAIMANA…. APA YANG HARUS SAYA LAUKAKAN ?

RIHAL                    : ADA APA ? KENAPA WAJAHMU TIBA-TIBA BERKERUT.

BERLIAN               : EH KAMU, SAYA GALAU TINGKAT DEWA.

RIHAL                    : GALAU KENAPA ? KALAU SAYA BOLEH TAU.

BERLIAN               : SAYA TIDAK TAU MAU HARUS BAGAIMANA ?

RIHAL                    : KAMU LAGI CINTA ?

BERLIAN               : TIDAK…TIDAK…TIDAK.

RIHAL                    : LAGI SUKA SAMA SESEORANG ?

BERLIAN               : TIDAK…TIDAK…TIDAK…

RIHAL                    : RINDU SAMA AYAHMU ?

BERLIAN               : BISA JADI….BISA JADI.

RIHAL                    : KAMU RINDU DIPELUKNYA.

BERLIAN               :BISA JADI…BISA JADI…

RIHAL                    : DI MARAHI SAMA IBUMU ?

BERLIAN               : YAAAA….YAAA.A….

RIHAL                    : DISURUH MIJAT

BERLIAN               : YAYA…..YAAAAA

RIHAL                    : DISURUH MENCUCI ?

BERLIAN               : YAYAYAYYAAAAA……YAAAAA.

RIHAL                    : SAMA BERARTI.

BERLIAN               : KAMU JUGA ?

RIHAL                    : IYA…

BERLIAN               : BERARTI KITA SENASIB. JADI REMAJA ITU ENAK, TAPI SUSAH NGEJALANINNYA.

RIHAL                    : BATUL…BATUL…BATUL…

BERLIAN               : IBUKU MENYURUHKU MEMBUATNYA BANGGA, TAPI SAYA PUSING HARUS BERBUAT APA.

RIHAL                    : AH… SUDAH, BAGAIMANA KALAU KITA KEMBALI MENGENANG MASA KECIL KITA. MASA KETIKA HARI-HARI KITA HANYALAH KEBAHAGIAAN.

BERLIAN               : BERMAIN SESUKA HATI.

RIHAL                    : TENTUNYA TIDAK ADA OMELAN.

BERLIAN               :DIMANJA….

RIHAL                    : DITIMANG-TIMANG.

BERLIAN               : KALAU MAKAN TINGGAL DISUAPIN.

RIHAL                    : KALAU MAKAN INI TINGGAL SEBUT….

BERLIAN DAN RIHAL       : OH BAHAGIANYA KITA.

BERLIAN DAN RIHAL       : KUBUKA ALBUM BIRU

                                                PENUH DEBU DAN USANG

                                                KUPANDANGI SEMUA GAMBAR DIRI

                                                KECIL PUTIH BELUM TERNODA

                                                PIKIR KU PUN MELAYANG

                                                DAHULU PENUH KASIH

                                                TERINGAT SEMUA CERITA ORANG

                                                TENTANG RIWAYATKU

                                KATA MEREKA DIRIKU SELALU DITIMANG

                                KATA MEREKA DIRIKU SELALU DIMANJAAAAAAA……

IBU                         : BER….BER,….BERLIANNNNN.

IBU RIHAL            : RIHALLLLLLLL

BERLIAN DAN RIHAL       : MENDENGAR NAMANYA DIPANGGIL2 OLEH KEDUA ORANG TUANYA MEREKAPUN BERGEGAS LARI MASUK KERUMAH

 RIHAL DAN BERLIAN SUDAH BERADA DI HADAPAN ORANG TUANYA YANG SEDANG BERTOLAK PINGGANG DENGAN MATA MELOTOT.

IBU/IBU BERLIAN             : DIPANGGIL-PANGGIL DARI AZAN SUBUH, BARU MUNCUL SETELAH AZAN DHUHUR. DARI MANA SAJA KAMU?

RIHAL/BERLIAN                 : DARI KEBUN DURIAN.

IBU/IBU BERLIAN             : APA KERJAMU DI SANA?

RIHAL/BERLIAN                 : BIASA.

IBU/IBU BERLIAN             : BIASA APA?

RIHAL/BERLIAN                 : CURHAT.

IBU/IBU BERLIAN             : MASYA ALLAH. SAMA SIAPA?

RIHAL/BERLIAN                 : BIASA.

IBU/IBU BERLIAN             : BIASA SIAPA?

RIHAL/BERLIAN                 : TETANGGA SEBELAH.

IBU                                         : RIHAL.

IBU RIHAL                            : BERLIAN.

RIHAL/BERLIAN                 : SIAPA LAGI.

IBU                                         : MASYA ALLAH.

IBU BERLIAN                      : AUDZUBILLAHIMINDZALIK!

IBU/IBU RIHAL                  : ADUH KALIAN INI KALAU SUDAH KETEMU PASTI LUPA WAKTU,  JUGA LUPA WAKTU SHALAT. MAU JADI APA KALIAN.

RIHAL/BERLIAN                 : MAU JADI INI…..

IBU/IBU RIHAL                  : SUDAH CUKUP. MASUK KE KAMAR DAN SEGERA SHALAT….!

CHOIRS                                 : MALAM TELAH TIBA

                                                BULAN PUN TERSENYUM

                                                TIDURLAH NYENYAK

                                                MIMPI YANG INDAH

                                                TIDUR-TIDUR-TIDUR

                                                BERLIAN MAU KEMANA ?

BERLIAN                               : USTTT…. JANGAN RIBUT. SAYA MAU KABUR DARI RUMAH.

CHOIRS                                 : TAPI BAGAIMANA DENGAN IBUMU.

BERLIAN                               : SUDAHLAH…! DIAM SAJA…! SANA PERGI…..!

RIHAL                                    : EH, BERLIAN… BAGAIMANA ?

BERLIAN                               : SEBENARNYA SAYA TAKUT MENINGGALKAN IBU SENDIRI.

RIHAL                                    : AH SUDAHLAH…. TIDAK AKAN APA-APA.

BERLIAN                               : TAPI…

RIHAL                                    : AYOLAH… KITA SUDAH MELANGKAH….

                MEREKA MELANGKAH BERSAMA

                MENINGGALKAN IBUNYA SENDIRI

                MEREKA BERJALAN TAK TENTU ARAH

                ENTAH APA YANG MEREKA PIKIRKAN

RIHAL                                    : KITA ISTRAHAT DISINI SAJA DULU… BESOK KITA LANJUT.

BERLIAN                               :TAPI INI KAN TROTOAR. SAYA TAKUT RIHAL.

RIHAL                                    : TIDAK AKAN APA-APA. TIDURLAH….! BESOK PERJALANAN KITA AKAN PANJANG

BERLIAN                               : TAPI KITA MAU KEMANA ?

RIHAL                                    : ISTRAHATLAH DULU BESOK AKAN KUBERITAHU.

TIBA-TIBA MUNCUL DUA SOSOK BAYANGAN, HITAM DAN PUTIH.

PUTIH                                   : BERLIAN APA YANG KAMU LAKUKAN DITEMPAT INI ? PULANGLAH….!

HITAM                                  : JANGAN BERLIAN, IKUTLAH BERSAMA RIHAL….!

BERLIAN                               : SIAPA KALIAN ?

PUTIH                                   : IBUMU TINGGAL SENDIRI, KAMU TIDAK KASIHAN ?

HITAM                                  : JANGAN PULANG DAN KAMU AKAN MENEMUKAN KEBAHAGIAANMU.

PUTIH                                   : KAMU AKAN MENYESAL JIKA TERJADI APA-APA DENGAN IBUMU.

HITAM                                  : KAMU AKAN MENYESAL JIKA KAMU PULANG SEKARANG.

PUTIH                                   : KAMU AKAN MENYESAL…..!

HITAM                                  : BAHAGIALAH…..!

BERLIAN                               : AHHHHHH….. PERGIIIIIIIII KALIAN.

RIHAL                                    : ADA APA BERLIAN ?

BERLIAN                               : SAYA MAU PULANG, SAYA MEMIKIRKAN IBU.

RIHAL                                    : BERLIAN TUNGGU… BERLIANNNNNNN

***

IBU                                         : BERLIAN, DIMANA KAMU NAKKKK….. MENGAPA KAMU TEGA MENINGGALKAN IBUMU INI, MAAFKAN IBU KALAU SELAMA INI TERLALU KASAR KEPADAMU.

BERLIAN                               : IBUUUUUUUU

IBU                                         : BERLIAN, DARI MANA SAJA KAMU NAK, KENAPA KAMU KUSUT BEGINI.

BERLIAN                               : MAAFKAN SAYA IBU, JANGAN KUTUK SAYA MENJADI BATU SEPERTI MALING KUNDANG.

IBU                                         : TIDAK AKAN NAK, SAYA MENYAYANGIMU, SAYA SERING MEMARAHIMU BUKAN BERARTI SAYA MEMBENCIMU JUSTRU KARENA SAYA MENYAYANGIMU.

BERLIAN                               : MAAFKAN SAYA IBU, SAYA TIDAK BISA MEMBUAT IBU BANGGA.

IBU                                         : TIDAK NAK, SAYA SELALU BANGGA PUNYA BERLIAN.

BERLIAN                               : MAKASIH IBU.

IBU                                         : TAPI INGAT, JANGAN DIULANGI LAGI PERBUATAN INI. BERSAHABAT ITU PERLU. TAPI KITA HARUS SELALU BISA MEMBAWA PERSAHABATAN ITU KEPADA HAL-HAL YANG POSITIF.

BERLIAN                               : IYA IBU.

SELESAI